Assalamualaikum.
Welcome Back di blog adimasirwanto-cea.blogspot.co.id.
Mohom maaf, saya gak nulis selama 3
tahun :D… wkwkwkw… Fokus penyelesaian kuliah dan waktu luangnya buat kegiatan yang
lain.
Untuk
postingan ini kita masih ngebahas tentang menggambar rumah, karna fokus tulisan
memang tentang desain dan gambar kerja untuk pelaksanaan pembangunan rumah.
Dikesempatan ini kita bakalan ngebahas tentang detailing atau gambar detail. Detailing merupakan gambar yang sangat penting daram perencanaan bangunan (rumah) karena menjadi kunci dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) nantinya. Gambar detail akan menjelaskan ukuran dan detail material untuk perhitungan volume masing-masing pekerjaan.
Detailing pertama yang kita bahas yaitu detailing pondasi. Saya bakalan memberikan
penjelasan tentang tahapan dalam menggambarnya, maari kita simak penjelasan berikut.
Dalam
menggambar detail pondasi terlebih dahulu kita harus menggambar denah
pondasinya. Bentuk denah yang kita gambar basicnya dari gambar denah awal.
Untuk lebih jelasnya kita simak gambar berikut ini.
Gambar diatas
merupakan denah awal bangunan, ataupun denah tipikal untuk menggambar tampak
dan potongan. Berikut kita simak gambar denah pondasi pada gambar dibawah.
Secara umum denah pondasi digambarkan berdasarkan garis-garis pada
sloof, pasangan batu gunung yang berbentuk trapesium, serta pasangan batu bata pada
bagian tangga karena menggunakan pasangan batu (bata merah).
Perhatikan
gambar (A), kita tarik garis dari sloof dan pondasi batu gunung secara vertical
yang dimaksudkan untuk membentuk garis garis pada denah pondasi. Jika kita
perhatikan gambar (A) ukuran lebar sloof dengan bagian atas pondasi batu gunung
sama sehingga garisnya berhimpit. Laih hal pada gambar (B) dengan ukuran sloof
yang lebih kecil dari bagian atas pondasi batu gunung, sehingga garis yang
dibentuk untuk denah pondasi semakin banyak. Maka dari itu sebelum menggambar
denah pondasi, terlebih dahulu kita harus tentukan ukuran sloof dan pondasinya.
Gambar (C) merupakan potongan denah awal dan denah pondasi yang diperbesar. Garis putus-putus menunjukan garis tangga yang ditarik untuk menggambar garis pasangan bata pada denah pondasi yang kemudian diberi arsiran.
Tahapan berikutnya yaitu menggambar detai untuk setiap garis potongan yang telah direncanaka. Seperti garis potongan pada denah pondasi diatas, potongan A menunjukan elevasi lantai yang sama, potongan B menunjukan elevasi ruangan dalam dengan bagian luar bangunan, dan potongan C yang menunjukan elevasi pada tangga. Berikut ditampilkan potongan pondasi pada gambar dibawah.
Struktur lantai menjadi bagian yang harus dijelaskan pada gambar detail pondasi, serta diterangkan material penyusun struktur dari lantai tersebut. Pasir urug pada bagian bawah berfungsi sebagai pemisah agar beton cor tidak tercampur dengan tanah. Kemudian spesi pada bagian atas beton cor sebagai pengikat finishing lantai atas. Kemudian yang terakhir adalah penutup lantai atas, baik itu menggunakan granit, ubin lantai keramik, ataupun hanya sedekar cor lantai dengan acian. Untuk cor lantai dengan acian tidak perlu menggunakan speci, sehingga finishing untuk cor beton nya harus lebih diperhalus lalu kemudian diberi acian. Gambar dibawah menunjukan struktur lantai yang menggunakan granit.
Ukuran untuk setiap struktur pun harus dilampirkan, sehingga mudah untuk melakukan perhitungan anggaran biaya nantinya. Untuk ketebalan dari setiap masing-masing pasangan (material penyusun) merupakan ketentuan dari perencana namun harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan umum dalam perencanaan.
Demikian penjelasan singkat saya mengenai langkah dalam menggambar detail pondasi, semoga dapat bermanfaat.
Sampai Jumpa di Postingan Berikutnya. Wasalam.